Jumat, Mei 15, 2009

"Reality Show" Menjual Problematika Kehidupan di Layar Kaca

Akhir-akhir ini indonesia seakan tergila2 dengan program acara Tv yang kita kenal dengan "Reality Show". Entah apa yang meracuni otak kita, sepertinya kita senang menyaksikan problematika kehidupan orang lain sebagai hiburan sehari2. Apakah ini tanda2 kemrosotan etika masyarakat kita, ataukah ketidak mampuan kita untuk hidup dalam tataran sistem toleransi antar manusia? Tokoh Kunci dalam permasalahan ini adalah stasiun-stasiun Tv, yang terlihat berlomba-lomba untuk memunculkan permasalahan hidup seseorang sebagai tontonan yang menarik bagi orang lain. Kita di dekte untuk menangis, tertawa, marah dan senang dalam 1 waktu yang bersamaan.
Apa yang akan terjadi jika problematika kehidupan manusia terus di perjual belikan??? menurut pandangan saya, kita akan masuk ke dalam zaman yang saya sebut dengan "disintegrasi sosial" atau kemrosotan nilai sosial sebagai manusia. dimana toleransi tidak akan menjadi hal utama dalam kehidupan manusia dalam kodradnya sebagai mahluk sosial. hal tersebut lama-kelamaan akan memacu sifat egoisme dalam diri mengalahkan segalanya. sunguh sebuah dilema bagi manusia, saat egoisme, individualisme mulai mengakar kuat dan mengikat erat pada perilaku kita sebagai mahluk sosial. Disaat orang lain menagis dengan semua masalah-masalahnya, kita tertawa terbahak-bahak menyaksikannya.
Mungkin harus kita hentikan mulai dari sekarang, mulai dari diri kita sendiri. Apakah kita pantas di sebut sebagai manusia yang beretika, atau kita memilih untuk hidup tertawa atas masalah orang lain. Pastinya kita tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan orang lain saat problem kehidupannya di umbar, diperdagangkan, dan di pertontonkan di layar kaca. Kita hanya memikirkan, bagaimana ending atau siapakah yang salah atau benar dalam frame tersebut. Harusnya kita mulai berfikir dari sudut pandang yang berbeda, dari kaca mata sebagai manusia yang beretika.
Saya pribadi tidak sanggup memberikan solusi untuk masalah ini, namun saya berani memberikan anda pilihan. Menikmati atau tidak, tergantung kita sebagai konsumen. Merubah keadaan atau tidak tergantung kita sebagai Manusia. Tolong renungkan dan jangan difikirkan, karna merenung mengunakan Hati dan berfikir mengunakan emosi........

salam untuk orang2 yang masih punya hati nurani. dan
Pandang Dunia Lebih Bijak

1 komentar:

Vinsensius N. Wahyuono mengatakan...

Cerita kehidupan memang dapat menjadi satu komoditas yang menguntungkan ketika dikemas dengan menarik. Persoalannya mulai muncul ketika yang seharusnya "real", menjadi dipaksakan hanya untuk dramatisasi adegan.

Kita memang bisa tertawa ketika ada sesuatu yang lucu, atau bahkan sedih ditampilkan. Walaupun kadang empati pun bisa muncul, itu juga cuma sesaat. Waktu berlalu dan kita pun lupa dengan perasaan kita tadi.

Solusinya kembali ke diri kita. Jika kita merasa bahwa acara tersebut kurang layak ditonton, tinggal kita matikan atau switch channel saja. Toh, hidup sebagai manusia memberikan kita banyak pilihan. Termasuk untuk hal yang satu ini.

Posting Komentar

Powered By Blogger